Pak Miseri, selaku Kepala SLB Negeri Gedangan meraih anugerah tokoh peduli disabilitas dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) karena jasanya dalam meningkatkan layanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Penghargaan itu diserahkan dalam acara Reuni Akbar IKA Unesa di Graha Unesa, Sabtu (6/1). Miseri juga merupakan salah satu alumni berprestasi yang peduli disabilitas. Pak Miseri mengatakan sesuai fakta di lapangan, masih banyak ABK yang membutuhkan pelayanan ramah disabilitas tetapi belum banyak masyarakat yang peduli.

Dalam rangkaian Reuni Akbar Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menganugerahkan penghargaan Tokoh Peduli Disabilitas kepada Pak Miseri atas dedikasinya dalam meningkatkan layanan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes pada gelaran reuni akbar IKA pada Sabtu, (6/1/2024).

Pak Miseri sendiri tidak hanya dikenal sebagai sosok pemimpin prestasi di SLB Negeri Gedangan, Sidoarjo. Tetapi ia juga merupakan alumni berprestasi yang peduli terhadap kaum disabilitas.

Pak Miseri menegaskan bahwa masih banyak ABK yang membutuhkan pelayanan yang lebih ramah, sementara kesadaran masyarakat terhadap hal ini masih minim.

Diceritakan, sejak tahun 2000, fokus utama Pak Miseri dan timnya adalah memberikan pendidikan, pelayanan, dan pendampingan bagi penyandang disabilitas, baik di lingkungan sekolah reguler maupun di SLB.

Yang mana, tidak hanya sekadar pemberian pengetahuan, pelayanan yang disediakan juga menciptakan komunitas yang mendukung vokasi, pengembangan bakat, dan penyaluran pekerjaan bagi ABK. "Tak hanya memberikan pendidikan, kami juga mengajarkan keterampilan vokasional seperti menjahit, barista, marketing digital, desain grafis, dan keterampilan lain sesuai minat-bakat," ujar Pak Miseri.

Pak Miseri juga aktif membantu dalam pelayanan sekolah inklusi, baik di Jawa Timur maupun tingkat nasional.

Pak Miseri juga mengaku gembira karena ada anak didiknya yang dari SLB bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi.

"Anak didik kami disabilitas juga ada yang kuliah di Unesa untuk mendukung pendidikannya," pungkasnya.