Sidoarjo, 8 Juli 2024 — SLB Negeri Gedangan kembali melaksanakan kegiatan identifikasi dan asesmen untuk peserta didik berkebutuhan khusus yang baru. Kegiatan ini mencakup seluruh jenjang pendidikan yang tersedia di sekolah, yaitu TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Proses identifikasi dan asesmen bertujuan untuk memahami kebutuhan khusus, potensi, dan kemampuan masing-masing siswa sebagai dasar dalam menyusun program pembelajaran yang tepat serta penempatan kelas.

Proses identifikasi dilakukan dengan melibatkan tim ahli yang terdiri dari guru-guru berpengalaman. Selain itu, orang tua atau wali siswa juga turut dilibatkan dalam memberikan informasi penting terkait kondisi anak. Orang tua atau wali juga memberikan hasil tes dari psikolog atau dokter tumbuh kembang. Metode yang digunakan mencakup wawancara, observasi, dan pengisian instrumen asesmen khusus.

“Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan asesmen yang tepat, kami dapat menentukan strategi pembelajaran yang optimal,” ujar Kepala SLB Negeri Gedangan, Bapak Miseri, M.Pd.

Setelah seluruh proses identifikasi dan asesmen selesai, kegiatan dilanjutkan dengan rapat penempatan kelas. Rapat ini melibatkan seluruh tim pendidik untuk menentukan kelas dan pendampingan yang paling sesuai bagi masing-masing siswa. Dalam rapat tersebut, hasil asesmen dijadikan rujukan utama untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kebutuhan dan tingkat kemampuan mereka.

Kegiatan identifikasi, asesmen, dan rapat penempatan ini menunjukkan komitmen SLB Negeri Gedangan dalam memberikan layanan pendidikan yang inklusif dan bermutu bagi siswa berkebutuhan khusus. Dengan adanya persiapan matang ini, diharapkan seluruh peserta didik baru dapat memulai tahun ajaran dengan semangat dan mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan serta bermakna.

Sebagai informasi, tahun ini SLB Negeri Gedangan menerima siswa baru dari berbagai latar belakang dengan beragam jenis kebutuhan khusus, seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autisme. Hal ini menunjukkan keberagaman yang ada di sekolah tersebut, yang menjadi semangat untuk terus berinovasi dalam menyediakan layanan pendidikan yang terbaik.